"Berpolitik yang baik bukan lah bertujuan menang atau kalah dalam pemilu
tetapi tentang niat yang tulus dan perjuangan.. Kalah terhormat lebih
baik dari pada menang tetapi nista"
(Zulfajri,SH)
“Buta yang terburuk adalah buta politik, dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik. Orang buta politik begitu bodoh sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik. Si dungu tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir semua pelacur, anak terlantar, dan pencuri terburuk, rusaknya perusahaan nasional dan multinasional” (Bertolt Bracht, penyair Jerman)
“Bila pemimpin kalian adalah orang yang terbaik dari kalian, maka orang-orang kaya di antara kalian adalah orang yang paling dermawan dari kalian, dan semua permasalahan di antara kalian diselesaikan dengan cara syura (musyawarah), maka apa yang di atas bumi ini lebih baik dari apa yang di dalamnya. Kehidupan ini akan lebih baik dari kematian. Tapi sebaliknya, bila pemimpin kalian adalah orang yang paling jahat di antara kalian, maka orang-orang kaya di antara kalian adalah yang paling kikir, dan masalah kalian diserahkan pada wanita, maka apa yang ada di dalam bumi ini lebih baik dari apa yang di atas bumi. Di sinilah kematian lebih baik dari kehidupan. Ketika semua timbangan menjadi terbalik, nilai menjadi rusak, saat itulah tidak ada gunanya lagi kehidupan. (Imam Turmudzi).